Tata cara akad nikah bagi orang normal adalah
sebagaimana biasanya yang telah kita ketahui bersama, namun tata cara akad
nikah bagi tuna wicara (orang bisu) adalah cukup dengan
mengunakan isyarah saja sudah sah.
Dalil yang menjelaskan hal ini adalah
sebagai berikut:
ﻗَﻮْﻟُﻪُ
ﻭَﻳَﻨْﻌَﻘِﺪُ) ﺍَﻱْ ﺍﻟﻨِّﻜَﺎﺡُ ﻭَﻗَﻮْﻟُﻪُ ﺑِﺈِﺷَﺎﺭَﺓٍ ﺍَﺧْﺮَﺱَﻣُﻔْﻬِﻤَﺔٌ ﻋِﺒَﺎﺭَﺓُ
ﺍﻟﺘُّﺤْﻔَﺔِ ﻭَﻳَﻨْﻌَﻘِﺪُ ﻧِﻜَﺎﺡُ ﺍْﻷَﺧْﺮَﺱَ ﺑِﺈِﺷَﺎﺭَﺗِﻪِﺍﻟَّﺘِﻰ ﻻَ ﻳَﺨْﺘَﺺُّ ﺑِﻔَﻬْﻤِﻬَﺎ
ﺍﻟْﻔَﻄَﻦُ ﻭَﻛَﺬَﺍ ﺑِﻜِﺘَﺎﺑَﺘِﻪِ ﺑِﻼَ ﺧِﻼَﻑٍ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﺎ ﻓِﻲ
ﺍﻟْﻤَﺠْﻤُﻮْﻉِ ﻟَﻜِﻨَّﻪُ ﻣُﻌْﺘَﺮِﺽٌ ﺑِﺎَﻧَّﻪُ ﻳُﺮَﻯﺍَﻧَّﻬَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﻄَّﻼَﻕِ ﻛِﻨﺎَﺑَﺔٌ
ﻭَﺍﻟْﻘُﻌُﻮْﺩِ ﺍﻏْﻠَﻆَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺤُﻠُﻮْﻝِ ﻓَﻜَْﻒَ ﻳَﺼِﺢُّ ﺍﻟﻨِّﻜَﺎﺡُ
ﺑِﻬَﺎ ﻓَﻀْﻼً ﻋَﻦْ ﻛَﻮْﻧِﻪِ ﺑِﻼَ ﺧِﻼَﻑٍﻭَﻗَﺪْ ﻳُﺠَﺎﺏُ ﺑِﺤَﻤْﻞِ ﻋَﻼَﻣِﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﺎ
ﺍِﺫَﺍ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻦْ ﻟَﻪُﺇِﺷَﺎﺭَﺓٌ ﻣُﻔْﻬِﻤَﺔٌ ﻭَﺗُﻮَﺫِّﺭُ ﺗَﻮْﻛِﻴْﻠِﻪِ ﻻ ﻟِﻠﻀْﻄِﺮَﺍﺭِﻩِ
ﺣِﻴْﻨَﺌِﺬٍ ﻭَﻳُﻠْﺤِﻖَ ﺑِﻜِﺘَﺎﺑَﺘِﻪِ
ﻓِﻲ ﺫَﻟِﻚَ ﺇِﺷَﺎﺭَﺗُﻪُ ﺍﻟَّﺘِﻰ ﻳَﺨْﺘَﺺُّﺑِﻔَﻬْﻤِﻬَﺎ ﺍﻟْﻔَﻄَﻦُ ..........
(ﺍﻋﺎﻧﺔ
ﺍﻟﻄﺎﻟﺒﻴﻦ ﺟﺰ : :3 ,ص:277)
Akad nikah dihukumi sah dengan menggunakan
isyarah yang memahamkan bagi orang bisu, itu terdapat di dalam kitab Tuhfah.
Nikahnya orang bisu itu dihukumi sah dengan menggunakan isyarah yang
memahamkan, tidak ditentukan hanya orang yang pandai memahami isyaroh tersebut.
”Juga sah nikahnya orang yang bisu tersebut dengan
tulisannya, pendapat ini tidak ada khilaf, (keterangan kitab majmu’), namun ada
sebagian golongan yang menentang pendapat ini karena sesungguhnya isyarah di
dalam talak itu kinayah bukan sarih, akad nikah itu lebih berat dibandingkan
talak, bagaimana nikah itu di hukumi sah dengan isyaroh tanpa ada khilaf.
Dengan menyamakan pendapat kyai mushonnif ketika
orang bisu itu tidak punya isyarah yang memahamkan dan sulit mewalikan
(dhorurot) maka isyarah orang bisu itu disamakan dengan tulisannya.
I'anatut Tholibin III-277
ADS HERE !!!