|
Ilustrasi foto, Gempa di Filipina |
Sebuah kisah , suatu
kali di Madinah terjadi gempa bumi. Rosulullah Saw lalu meletakkan kedua
tangannya di atas tanah dan berkata, "Tenanglah … belum datang saatnya
bagimu.'' Lalu, Nabi Saw menoleh ke arah para sahabat dan berkata,
"Sesungguhnya Rabb kalian menegur kalian … maka jawablah “berbuatlah supaya
Allah ridha kepada kalian!”
Sepertinya, Umar bin
Khattab ra mengingat kejadian itu. Ketika terjadi gempa pada masa kekhalifahannya,
ia berkata kepada penduduk Madinah, "Wahai Manusia, apa ini? Alangkah
cepatnya apa yang kalian kerjakan (dari maksiat kepada Allah)? Andai kata gempa
ini kembali terjadi, aku tak akan bersama kalian lagi"
Seorang dengan
ketajaman mata bashirah seperti Umar bin Khattab bisa, merasakan bahwa
kemaksiatan yang dilakukan oleh para penduduk Madinah, sepeninggal Rasulullah
dan Abu Bakar As-Shiddiq telah mengundang bencana.
Umar pun
mengingatkan kaum Muslimin agar menjauhi maksiat dan segera kembali kepada Allah.
Ia bahkan mengancam akan meninggalkan mereka jika terjadi gempa kembali.
Sesungguhnya bencana merupakan ayat-ayat Allah untuk menunjukkan kuasa-Nya,
jika manusia tak lagi mau peduli terhadap ayat-ayat Allah.
Imam Ibnul Qoyyim
dalam kitab Al-Jawab Al-Kafy mengungkapkan, "Dan terkadang Allah
menggetarkan bumi dengan guncangan yang dahsyat, menimbulkan rasa takut,
khusyuk, rasa ingin kembali dan tunduk kepada Allah, serta meninggalkan
kemaksiatan dan penyesalan atas kekeliruan manusia. Di kalangan Salaf, jika
terjadi gempa bumi mereka berkata, 'Sesungguhnya Tuhan sedang menegur
kalian'.''
Khalifah Umar bin
Abdul Aziz juga tak tinggal diam saat terjadi gempa bumi pada masa
kepemimpinannya. Ia segera mengirim surat kepada seluruh wali negeri, Amma
ba'du, sesungguhnya gempa ini adalah teguran Allah kepada hamba-hamba-Nya, dan
saya telah memerintahkan kepada seluruh negeri untuk keluar pada hari tertentu,
maka barangsiapa yang memiliki harta hendaklah bersedekah dengannya."
"Allah Swt
berfirman, 'Sungguh beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan tobat
ataupun zakat). Lalu, dia mengingat nama Tuhannya, lalu ia sembahyang." Lalu
katakanlah apa yang diucapkan Adam AS (saat terusir dari surga), 'Ya Rabb kami,
sesungguhnya kami menzalimi diri kami dan jika Engkau tak jua ampuni dan
menyayangi kami, niscaya kami menjadi orang-orang yang merugi." (QS
Al-A'laa:14-15).
"Dan katakan
(pula) apa yang dikatakan Nuh AS, 'Jika Engkau tak mengampuniku dan
merahmatiku, aku sungguh orang yang merugi'. Dan katakanlah doa Yunus AS, 'La
ilaha illa anta, Subhanaka, Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, inni
kuntu minnadzolimiin sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim'."
Jika saja kedua Umar
ada bersama kita, mereka tentu akan marah dan menegur dengan keras, karena
rentetan "teguran" Allah itu tidak kita hiraukan bahkan cenderung
diabaikan.
Innalillahi wa inna
ilaihi roji'un .. Segala sesuatu adalah kembali kepada Allah sang Pemilik.
Dan dalam firman-Nya
yang lain Allah menegaskan bahwa apapun yang terjadi di alam semesta ini adalah
sesuatu yang telah ditakdirkan oleh-Nya. Allah Ta’ala berfirman,
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ
فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا
إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
“Tiada suatu bencanapun
yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah
tertulis dalam kitab Nya sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (Qs. Al Hadid : 22)
Allah Ta’ala juga
berfirman,
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ
إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ
“Tidak ada suatu
musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin ALLAH.” (QS. At
Taghobun: 11)
أَوَلاَ يَرَوْنَ أَنَّهُمْ
يُفْتَنُونَ فِي كُلِّ عَامٍ مَّرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لاَ يَتُوبُونَ وَلاَ
هُمْ يَذَّكَّرُونَ
“Dan tidaklah mereka
(orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali
setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil
pelajaran.”
(Qs. At Taubah :
126)
Saudaraku fillah,
Sebelum masa tangguh
itu berakhir ... Sebelum Allah menegur kita lebih keras, inilah saatnya kita
menjawab teguran-Nya..
Labbaika Ya Allah,..
kami datang kembali kepada-Mu..
Wallahu a'lam
bishawab