a. Status harta Jihaz sebagai hadiah
b. Status harta Jihaz sebagai mas kawin
Al-Fatawi al-Kubro, Juz 4 hal 111 ;
) ﻭﺳﺌﻞ)
ﻋَﻤَّﻦْ ﺧَﻄَﺐَ ﺇِﻣْﺮَﺃَﺓٌ ﻓَﺄَﺟَﺎﺑُﻮْﻩُ ﻓَﺄَﻋْﻄَﺎﻫُﻢْ ﺷَﻴْﺌًﺎﻣِﻦٍ ﺍﻟْﻤﺎَﻝِ ﻳُﺴَﻤَّﻰ
ﺍﻟْﺠِﻬَﺎﺯُ ﻫَﻞْ ﺗَﻤْﻠِﻜُﻪُ ﺍﻟْﻤَﺨْﻄُﻮْﺑﺔ ﺃَﻭْﻻَﺑَﻴَّﻨُﻮْﺍ ﻟَﻨَﺎ ﺫَﻟِﻚَ ( ﻓﺄﺟﺎﺏ)
ﺑِﺄَﻥَّ ﺍﻟْﻌِﺒَﺮَﺓَ ﻧِﻴَّﺔُ ﺍﻟْﺨَﺎﻃِﺐِ ﺍﻟﺪَّﺍﻓِﻊِ ﻓَﺈِﻥَّ ﺩَﻓْﻊَ ﺑِﻨِﻴَّﺔِ ﺍﻟْﻬَﺪِﻳَّﺔِ
ﻣَﻠَﻜَﺘُْﻪُ ﺍﻟْﻤَﺨْﻄُﻮْﺑَﺔُ ﺃَﻭْﺑِﻨِﻴَّﺔِ ﺇِﺣْﺴَﺎﻧُﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤَﻬْﺮِ ﺣَﺴِﺐَ ﻣِﻨْﻪُ.
ﻭَﺇِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﻣِﻦْﻏَﻴْﺮِ ﺟِﻨْﺴِﻪِ ﺃَﻭْﺑِﻨِﻴَّﺔِ ﺍﻟﺮُّﺟُﻮْﻉِ ﺑِﻪِ َﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﺇِﺫَﺍ
ﻟَﻢْ ﻳَﺤْﺼُﻞْ ﺯَﻭَّﺍﺝٌ ﺃَﻭْ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ
ﻟَﻪُ ﻧِﻴَّﺔٌ ﻟَﻢْ ﺗَﻤْﻠِﻜِﻪِ ﻭَﻳَﺮْﺟِﻊُ ﺑِﻪِ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ
(
ﺍﻟﻔﺘﺎﻭﻯ ﺍﻟﻜﺒﺮﻯ 4/111(
“Ditanyakan” tentang seorang laki-laki yang
melamar wanita lain (keluarganya) menerima kemudian laki-laki tersebut memberikan
kepada mereka sesuatu harta yang dinamakan dengan jihaz (pengikat) apakah
wanita yang dipinang tersebut berhak memilikinya?
Jawab
”Sesungguhnya yang dijadikan pedoman adalah dari
si pelamar tersebut, jika dia Berniat memberikannya sebagai hadiah maka wanita
pinanganya berhak memilikinya, namun jika niatnya sebagai nilai dari maskawin
maka akan dianggap sebagai maskawin untuk wanita yang
dipinang. Jika pelamar berniat sebagai maskawin
atau tidak ada niat sama sekali, jika perkawinan gagal dan si pemberi jihaz
berniat menarik kembali pemberiannya maka si perempuan itu tidak bisa
memilikinya dan barang itu harus dikembalikan”.
Kesimpulan :
Apabila si pemberi jihaz ketika memberikan jihaz
berniat atau bertujuan sebagai hadiah maka wanita yang dipinang berhak untuk
memiliki harta tersebut.
Apabila tujuan si pemberi jihaz sebagai nilai
dari maskawin maka dianggap sebagai maskawin dan wanita berhak memilikinya,
tetapi si pemberi Jihaz (pelamar) juga boleh menariknya kembali apabila
perkawinan gagal dan wanita yang dilamar harus mengembalikannya.
Wallohu A'lam
ADS HERE !!!