|
Ilustrasi Gambar Syaikh Abdul Qadir Al-Jailany |
Quthbu Al-Awliyâ’, Asy-Syaikh
Abdul Qadir Al-Jailany mengatakan: Ketika Kekasih Allah, Nabiyunâ Muhammad Saw
di-Mi’raj-kan, pada suatu malam, Allah Swt menghadapkan arwah para Nabi dan
para Waliyullah, pada maqam derajat kedudukan-nya masing-masing, supaya
berziarah kepada Baginda Nabi Agung Muhammad Saw.
Ketika telah dekat dan menjadi benar-benar
dekat, Nabi Muhammad Saw dengan ‘Arsy Yang Agung, beliau melihat dengan keagungan
dan kemuliaan, supaya mencapai pada tempat tersebut, dari tangga-tangga dan
beberapa derajat yang tinggai.
Allah Swt mengutus ruh-ku,
kemudia aku meletakkan pundak-ku pada maqam kedudukan tersebut. Ketika Nabi Muhammad
Saw akan meletakkan dua telapak kaki beliau kepada maqam kedudukan-ku, kemudian
beliau bertanya tentang kedudukan-ku.
Kemudian Allah Swt Meng-ilham-kan
bahwa ini adalah anak keturunan-mu, dari Al-Hasan Ibnu Ali Ibnu Abu Thalib,
yang bernama Abdul Qadir. Andaisaja Aku tidak menutup kenabian dengan-mu,
pastilah dia menjadi nabi setelah-mu.
Beliau bersyukur kehadiran Allah
Swt, dan bersabda kepada-ku, “wahai anak-ku, keberuntungan bagi-mu karena telah
melihat-ku, dan engkau telah mendapatkan ni’mat seperti ni’mat-ku,
keberuntungan bagi orang yang telah melihat-mu, atau orang yang telah melihat
orang-orang yang melihat-mu, hingga urutan ke-dua puluh tujuh.
Aku telah menjadikan-mu sebagai
wazir (wakil)-ku di dunia dan akhirat. Dan aku telah meletakkan kedua kaki-ku ini
pada maqam kedudukan-mu, dan engkau telah mengungguli atas kedudukan semua para
Waliyullah.dengan tanpa kesombongan. Andaisaja ada kenabian setelah-ku,
pastilah engkau akan mendapatkan kedudukan-nya.
Allahumma an-syur nafahati ridlwani ‘alaih,
wa amiddana bi asrari al-lati aw da’atha ladaih.
Dinukil dari Jawahiru
Al-Ma’any. Manaqib Syaikh Abdul Qadir Al-jailany oleh Asy-Syaikh Jauhary ‘Umar.
Pasuruan. Shahifah sittata ‘asyara.
ADS HERE !!!