Maqalah Ibnu Athailah Asakandary. rahimahulLah, wa amiddana bi asrarih:
Berbagai macam jenis amal, tergantung dengan berbagai macam
waridatul ahwal (keadaan hati)
al-A’māl adalah; ibrah dari pergerakan al-Jism (anggota badan). Wāridātul -aḣwāl adalah; ibrah dari al-Khawatir ~pergerakan hati atau bisikan hati atau omong-omongan didalam hati~. Baik al-Khatr, al-Waridāt ataupun al-ḣal semuanya bersemayam dalam satu tempat yaitu al-Qalb (hati). Selagi hati ini tercampur antara al-Khawāthirun –Nuraniyah dan adz-Dzulmaniyah maka disebut al-Khawātir. Akan tetapi jika memutus segala al-Khawāthirudz –Dzulmaniyah maka disebut al-Waridāt atau al-ḣāl. Jika terus-menerus dalam kebaikan maka kesepakatan Ulama Tasawuf disebut al-Maqām.
Maksud dari maqalah Syaikh Ibnu Athailah disini; Jenis amal dzahir itu tergantung pada keadaan hati. Hati yang baik akan menampilkan perilaku-perilaku yang baik, begitu juga sebaliknya hati yang kotor akan menampilkan amalan-amalan yang kotor juga. Oleh karenanya penting bagi seorang salik (pejalan mencari kebenaran) untuk membersihkan hati dari sifat-sifat yang kotor dan rendah bahkan hina.
Dalam hadits yang masyhur dikatakan:
“Sungguh, didalam jasad terdapat gumpalan daging, jika gumpalan ini baik maka baiklah jasad itu, bahkan keseluruhannya. Sebaliknya, jika gumpalan ini buruk maka buruklah jasad ini, bahkan keseluruhannya. Ingat.. inilah yang disebut al-Qalb (hati)”
Dari maqalah inilah, dapat disimpulkan oleh Ulama Tasawuf maqam-maqam yang rumit, seperti az-Zuhād (Ahli Zuhud), ‘Ubbād (Ahlul Ibadah), al-Muridīn, bahkan sampai al-‘Arifīn bilLāh.
Oleh karenanya wahai kawan-kawanku yang aku cintai, penting bagi kita untuk berbenah diri, membersihkan hati dari sifat-sifat keji seperti; ar-Riyā’ (pamer), al-‘Ujub (suka membanggakan diri), at-Takabur (Sombong) dan lain seterusnya. Penting sekiranya, jangan-jangan amal kebaikan kita hanya pamrih supaya dipandang baik orang lain. Wallahu A’lam.. Semoga bermanfaat untukku dan juga kalian semua. Amiin
ADS HERE !!!