Diceritakan, dahulu di kalangan bani Israil
terdapat seorang wanita pelacur yang sangat cantik dan telah menimbulkan banyak
fitnah di kalangan manusia karena kecantikannya. Pintu rumah pelacur tersebut
selalu terbuka, sehingga setiap orang yang melintasi rumahnya, selalu dapat
melihat diri pelacur tersebut sedang duduk di atas ranjang menunggu pelanggan
yang akan datang kepadanya.
Setiap orang yang melihatnya pasti akan tergoda
oleh kecantikannya. Barangsiapa yang ingin berkencan dengannya, maka orang
tersebut harus menyediakan paling sedikit sepuluh dinar emas atau lebih.
Suatu ketika, melintaslah seorang ahli ibadah
di depan rumah pelacur tersebut dan tanpa sengaja karena memang pintu rumah
pelacur tersebut selalu terbuka, pandangan mata ahli ibadah tersebut jatuh pada
pelacur yang sedang duduk di atas ranjang di dalam rumahnya. Dan dengan sebab
pandangan itulah, tiba-tiba muncul dalam diri ahli ibadah tersebut keinginan
luar biasa kepada si wanita pelacur.
Keinginan yang tiba-tiba muncul tersebut sangat
menyiksa dirinya, dia telah berusaha sekuat tenaga dan berdoa kepada Allah agar
keinginan tersebut dihilangkan dari dirinya tapi tetap saja tidak bisa,
sehingga akhirnya bekerjalah ahli ibadah tersebut untuk mengumpulkan dinar
sebagai upah yang akan dibayarkan pada si wanita pelacur.
Setelah terkumpul sepuluh dinar, ia segera
menuju rumah si pelacur dan diserahkannya uang tersebut kepada pembantunya.
Setelah uang diserahkan dan dipersilahkan masuk oleh pembantu tadi, ia diminta
untuk menunggu sebentar karena si wanita pelacur sedang berdandan.
Tidak begitu lama ahli ibadah tersebut
menunggu, muncullah si wanita pelacur dengan dandanan yang sangat mempesona
sekali lalu segera menuju ranjang yang biasa ia gunakan untuk menjamu para
tamunya.
Melihat si wanita pelacur sudah siap di atas
ranjang, ahli ibadah tersebut segera bergegas menuju ranjang dan duduk
dipinggirnya. Dengan agak canggung dan perlahan, ahli ibadah tersebut ingin
menyentuh si wanita pelacur dengan tangannya, tetapi ketika tangannya hampir
menyentuh tubuh si wanita pelacur tersebut, tiba-tiba dengan rahmat dan barokah
ibadah yang telah ia lakukan dimasa yang lalu, Allah Ta’ala mengingatkan
dirinya bahwasanya apa yang akan ia lakukan adalah salah satu perbuatan yang
sangat hina dan memalukan.
Hati kecil ahli ibadah tersebut tiba-tiba berkata
pada dirinya sendiri; “Sesungguhnya apa yang saya lakukan saat ini dilihat oleh
Allah Ta’ala di atas Arsy-Nya, saat ini saya sedang dalam keadaan yang
diharamkan oleh-Nya, maka hancurlah sudah amal-amalku yang telah lalu”.
Setelah ahli ibadah tersebut berkata demikian
di dalam hatinya, tiba-tiba ia dikuasai ketakutan luar biasa kepada Allah
Ta’ala sehingga badannya seakan lumpuh dan berubah warna wajahnya menjadi
sangat pucat.
Melihat perubahan drastis pada diri si ahli
ibadah, pelacur tersebut memandangnya dengan agak kebingungan dan berkata
kepadanya; “Apa yang terjadi padamu?”.
Ahli ibadah menjawab; “Aku sungguh takut kepada
Tuhanku, izinkanlah aku keluar dari tempat ini”.
Pelacur tersebut berkata; “Lucu sekali
dirimu….banyak orang yang telah menanti-nanti kesempatan ini, kenapa engkau
malah menyia-nyiakannya?, apa gerangan yang menyebabkan kamu berubah
pikiran?!”.
Ahli ibadah menjawab; “Aku sungguh takut pada
Allah Ta’ala, uang yang telah aku serahkan padamu aku halalkan dan izinkan aku
keluar dari tempat ini”.
Pelacur tersebut berkata; “Sepertinya kamu
belum pernah melakukan hal seperti ini sama sekali?”.
Ahli ibadah tersebut menjawab; “Tidak….aku
belum pernah melakukannya sama sekali”.
Melihat kepolosan si ahli ibadah, pelacur
tersebut penasaran dan bertanya; “Dari mana asalmu dan siapa namamu?”
Mendengat pertanyaan dari pelacur tersebut,
ahli ibadah menjawab bahwa ia berasal dari daearah ini dan namanya adalah
fulan. Setelah memberi tahu tentang daerah asalnya dan namanya, barulah ahli
ibadah tersebut diizinkan untuk keluar dari rumah si pelacur.
Setelah keluar dari rumah si pelacur, ahli
ibadah tersebut tidak henti-hentinya memaki dirinya sendiri sambil mengambil
debu dijalanan dan dilumurkannya ke kepalanya.
Melihat apa yang terjadi pada diri si ahli
ibadah barusan, tiba-tiba hati wanita pelacur tersebut tersentuh oleh cahaya
hidayah berkat dari ahli ibadah tadi, lalu ia berkata pada dirinya sendiri;
“Laki-laki tadi baru sekali melakukan dosa, tetapi ketakutan yang dia rasakan sebegitu
hebatnya, sedangkan aku sudah melakukan dosa sejak lama sekali tetapi kenapa
kok tidak merasakan apa yang dia rasakan?, Tuhan yang ditakuti oleh laki-laki
tersebut adalah juga Tuhanku, bukankah sudah seharusnya ketakutanku pada
Tuhanku melebihi ketakutannya?!”.
Setelah merenungkan apa yang terjadi pada
dirinya, wanita pelacur tersebut memutuskan untuk taubat dan menghentikan
seluruh dosa-dosa yang pernah ia lakukan. Pintu rumahnya ia kunci dan mulai
saat itu ia mulai mengenakan pakaian seorang ahli ibadah.
Setelah ia bertaubat dan beribadah beberapa
lama, ia berkata pada dirinya; “Jika aku bisa menemukan laki-laki ahli ibadah
yang aku temui dulu, mungkin ia sudi menikahiku dan aku bisa bersamanya. Ia
bisa membimbingku dalam urusan agamaku dan menuntunku dalam beribadah kepada
Allah Ta’ala”.
Setelah membulatkan tekat untuk mencari si ahli
ibadah, wanita bekas pelacur tersebut segera berangkat dengan membawa semua
hartanya dan sebagian pembantunya. Setelah sampai pada daerah tempat tinggal si
ahli ibadah, wanita bekas pelacur tersebut segera bertanya pada penduduk yang
tinggal di daerah tersebut tentang ahli ibadah yang ia cari.
Mengetahui ada seorang wanita yang mencari si
ahli ibadah, salah seorang warga memberitahukan hal tersebut kepada si ahli
ibadah. Mendengar ada seorang yang mengabarkan demikian, ahli ibadah tersebut
bertanya-tanya, siapa gerangan wanita yang mencarinya tersebut. Karena
dihinggapi rasa ingin tahu, ahli ibadah tersebut segera bergegas menuju tempat
dimana wanita yang mencarinya itu berada.
Setelah sampai pada tempat si wanita yang
mencarinya dan mengetahui bahwasanya wanita yang mencarinya tersebut ternyata
adalah wanita pelacur yang pernah ia temui dulu, ingatlah si ahli ibadah
tentang kejadian yang dialaminya dulu.
Setengah tidak percaya dengan apa yang
dilihatnya dan merasa sangat malu sekali karena teringat dengan apa yang
terjadi padanya dulu, tiba-tiba ahli ibadah tersebut berteriak sangat keras
sekali lalu setelah itu tubuhnya rubuh ke tanah. Orang-orang yang berada
disekitar tempat tersebut segera menolong ahli ibadah tersebut dan memeriksa
jantungnya, dan ternyata nyawa si ahli ibadah yang shalih tersebut telah
meninggalkan jasadnya.
Melihat kejadian yang memilukan itu, wanita
bekas pelacur tersebut sangat sedih sekali. Sambil menangis sesenggukan, wanita
tersebut berkata pada orang yang berada ditempat tersebut; “Aku keluar dari
negeriku adalah untuk dirinya, tetapi sekarang ia telah tiada. Apakah dia
memiliki saudara laki-laki yang membutuhkan calon istri?”.
Mendengar pertanyaan dari wanita tadi, orang
yang ditanyainya menjawab; “Ahli ibadah ini memiliki saudara laki-laki yang
juga shalih, tetapi ia tidak memiliki harta”.
Mendengar jawaban seperti itu, wanita tersebut
berkata; “Tidak apa-apa….harta yang aku miliki adalah lebih dari cukup untuk
hidup berumah tangga”.
Setelah berkata demikian, orang-orang yang
berada di tempat tersebut segera mengantarkan wanita tadi menuju kediaman
saudara dari si ahli ibadah, dan setelah mengutarakan maksud hatinya, saudara
laki-laki dari ahli ibadah tersebut mau menikahinya, dan Alhamdulillah……dari
pernikahan tersebut lahirlah tujuh orang anak laki-laki yang ganteng-ganteng
yang kesemuanya dengan anugrah Allah Ta’ala menjadi nabi-nabi dikalangan bani
Israil.
Di terjemahkan secara bebas oleh al-faqir As'ad
dari salah satu kisah yang terdapat pada kitab Tanbih al-Ghafilin karya
asy-Syaikh al-Alim al-Faqih Abi Laits as-Samarqandi…..semoga kita bisa
mengambil pelajaran dari kisah ini.